KABAR INSPIRASI- Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan Kemenag kembali merilis sejumlah pelatihan baru di Massive open Online Course (MOOC) Pintar.
Pelatihan baru ini terbuka untuk diikuti secara daring oleh para guru, kepala madrasah, pengawas, dosen, pemerhati pendidikan, dan masyarakat umu yang berminat.
Dikutip dari laman Kemenag, Ahad 17 September 2023, ketujuh pelatihan tersebut fokus pada peningkatan nilai numerasi dan literasi. Untuk aspek Numerasi, ada 1) Asesmen Numerasi Kelas Awal; 2) Pemanfaatan Tools Online untuk Pembelajaran Aktif; serta 3) Ide Praktis Pembelajaran dan Permainan Numerik.
Baca Juga: Peduli Dunia Pendidikan, Wakil Gubernur Ma,Mun Amir Kunjungi Beberapa SMA di Palu
Untuk aspek Literas, ada 1) Asesmen Awal Pembelajaran Literasi; 2) Pembelajaran terdiferensiasi dengan Keterampilan Membaca Dekoding dan Pemahaman; 3) Membaca Bersama dan Membaca Terbimbing untuk Kelas Awal; dan 4) Implementasi Kurikulum Merdeka.
Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama, Amien Suyitno mengajak para guru, kepala madrasah, dosen, dan siapapun yang berminat untuk memanfaatkan pelatihan ini.
“Tujuh pelatihan Literasi dan Numerasi ini sangat bagus dan sangat bermanfaat untuk pengembangan pendidikan ke depan. Jadi, sila ikuti, sila dimanfaatkan semaksimal mungkin,” tuturnya.
Menurut Suyitno, pelatihan literasi dan numerasi ini sangat penting karena berkaitan erat dengan peningkatan nilai PISA (Programme for Internasional Student Assessment) Indonesia yang harus ditingkatkan.
“Nilai PISA negara kita yang diukur dari kualitas literasi, numerasi, dan sains, rendah dan stagnan. Sejak keikutsertaan Indonesia dari 2000 hingga 2022, nilainya secara rata-rata stagnan, tidak ada peningkatan signifikan," sebutnya.
"Antara 2000 dengan 2018, bedanya hanya jumlah partisipasi siswa saja. Tahun 2000 ada 46% siswa berusia di bawah 15 tahun yang berpartisipasi, sedang tahun 2018 ada 85%,” tuturnya.
Suyitno meminta agar semua guru bisa mengikuti pelatihan literasi dan numerasi. “Para guru harus mengikuti pelatihan literasi dan numerasi ini,” katanya.
“Karena skor anak-anak kita yang 100 poin di bawah rata-rata mengindikasikan bahwa kemampuan literasi, berhitung dan sains mereka tertinggal 2,5 tahun dibanding anak-anak 15 tahun di negara-negara OECD (Red: Organization for Economic Cooperation and Development),” tambahnya.
Artikel Terkait
Gubernur Rusdy Mastura Bentuk Tim Kajian Agar Muktamar PB Alkhairat Terlaksana Sukses
Lima Madrasah Juara Lomba Perpustakaan SMA/SMK/MA Terbaik, Berikut Ini Namanya
11 Madrasah Aliyah Masuk Top 25 SIC Angkatan IV, Berikut Nama Madrasahnya